“Menikah menyempurnakan sebagian agamamu.”
Untuk generasiku, kalimat di atas sekarang sedang menjadi trend..just imagine, hampir setiap minggu, aku menerima undangan pernikahan, baik teman kerja, kuliah, SMA sampai SD. Actually that was very great..indeed...I am so happy for them...
But yang ga enaknya adalah, setiap aku jalin silahturahmi dengan mendatangi pernikahan mereka..selalu pertanyaan yang sama terlontar...kamu kapan?? Kapan nyusul? Setelah ini kamu khan?? Kapan undangan? Kapan..kapan??? seperti salah satu iklan rokok di TV...awalnya aku biasa saja, mulai dengan jawaban: tenang aja...amin, doain ya...sampai hanya dengan senyuman..namun entah kenapa sekarang diriku agak terbebani..entah karena aku bosan dengan jawabanku yang itu-itu aja..atau karena kebiasaan baruku, yaitu menyiapkan jawaban yang cukup enak untuk pertanyaan – pertanyaan seperti itu sebelum pergi kondangan..sangat tidak penting...
Ada trainee baru di divisiku, Titi, sebut saja namanya. Usianya masih sangat muda, 21 tahun. Dia satu kampus almamaterku denganku. Cuma jauh lebih muda..Well, anaknya cantik dan memiliki tubuh yang sangat mungil, dengan jujur dia bilang dirinya dipanggil Ticil, alias Titi Kecil..
Dalam suatu acara gathering di divisiku, kami kebetulan ditempatkan sekamar..dari gaya bicara dan tingkah lakunya..aku tahu alasannya dia dipanggil Ticil..memang seperti anak kecil & ABG layaknya...aku jadi ingat adik perempuanku..(sorry Ti)
Tapi dalam pembicaraan malam kami di kamar, kuketahui satu hal yang sangat mengejutkan, dia akan MENIKAH, di tahun ini, bulan AGUSTUS..waw dalam 1 bulan kedepan...
Lalu kutanya soal pasangannya, yah pasti, cowonya sudah sangat dewasa dan mapan atau boleh di bilang sangat sukses sehingga berani melamarnya...tapi dia menjawab : “Cowoku seumuran denganku, 21 tahun, dan sekarang dia masih kuliah, lulus bulan Desember tahun ini”.
WHAT??????!!!!!!
Terus bagaimana dengan hidup mereka nanti setelah menikah...Bagaimana cowoknya bisa menghidupi Titi kalau belum ada penghasilan....Mereka akan tinggal di mana?? Lalu anak mereka??
“ Cowoku sekolah di kepolisian, jadi kami akan tinggal di mess kepolisian Depok, kami sekarang sudah punya tabungan bersama..dia memang belum ada penghasilan, yah hanya uang saku..Tapi aku kan sudah...jadi nanti pakai uangku dulu..Untuk anak, kami sudah memikirkan, tabungan itu juga nanti buat keperluan bayi kami nantinya..”
HAH???!!! Ti, are you serious???
“Pernikahan itu soal berkorban..kita saling melengkapi... sejak awal memang cowoku bilang, bahwa dia bukan cari pacar, tapi cari istri..dan saat dia melamar, dia bilang hidupku akan susah bersama dengannya...tapi aku sadar..ini bagian dari kehidupan...” dengan luwes Titi menjawab kerisauanku...
Aku terdiam...sangat dalam.....
Di balik gaya bicara, kelakuan dan postur tubuh seperti anak kecil juga usianya yang masih sangat muda...Pikirannya ternyata sangat dewasa...jauh lebih dewasa dariku...
Aku teringat dulu, waktu seusianya..sempat terbesit hal yang sama di pikiranku...Cuma entah kenapa idealisme itu hilang seiring berjalannya waktu...
Yah, Titi dan cowoknya adalah contoh hidup yang sangat luar biasa dan membuatku kagum...
Titi dengan pengorbanannya dan sang cowok dengan keberaniannya...
Aku terinspirasi darinya..dia telah membuat pikiranku berubah 180 derajat dalam memandang arti hidup...
Yah hidup adalah keberanian & pengorbanan....keberanian dalam membuat keputusan besar dan pengorbanan untuk saling melengkapi...Decide, follow though and never regret...
Thanks to Titi...For the precious life lesson..
Dan untuk kondangan selanjutnya..wait for me to say: “iya doain ya biar cepet nyusul seperti kalian” dengan mantap dan senyum yang riang.... :-)
Posted by
wanitaindonesia
0 comments:
Post a Comment